Kamis, 30 Mei 2013

Something About Love

Mengapa aku bisa menyukaimu? Mengapa aku hanya bisa melupakanmu sejenak? Dan mengapa kau selalu hadir dalam pikiranku, ketika aku sedang berdiam diri? Aku tahu, memilikimu hanya keinginan hatiku saja, keinginan yang tak akan pernah aku dapatkan. Aku menolak ketika ada jalan untuk memilikimu, aku hanya ingin mengenalmu lebih dekat lagi selagi aku masih bisa. Aku tak ingin memilikimu sepenuhnya sekarang, aku tak mau suatu saat aku membencimu bagaikan musuh terbesarku.

Mengenalmu.. sudah cukup bagiku untuk umurku yang belum mengetahui benar apa itu cinta, akupun belum menemukan jati diriku sendiri dan kau pun juga. Sedikit demi sedikit aku membuang pikiranku yang terlalu banyak tentangmu, itu bisa membuat hatiku terperangkap dalam gelap dan aku mencoba menghapus segala keinginan, hayalan, dan imajinasiku denganmu.

Aku tak berharap mendapatkanmu. Kau tau kenapa aku bisa seperti itu? Karna aku tau ini hanya sebuah permainan yang dapat berakhir dengan beberapa kata atau kalimat. Aku percaya takdir, jika aku dan kau adalah satu mengapa aku harus mengusik mereka? Ya! Mereka yang juga menyukaimu sekarang. Jika kau bukanlah untukku aku yakin aku akan mendapatkan seseorang yang sama sepertimu meskipun tak sepenuhnya.

Senin, 18 Februari 2013

“A B C D”

Detak jantung ini semakin mengguncang ketika langkah kakimu mulai mengisi koridor sekolah, dan berjalan berlawanan denganku. Rasa sakit mulai menjalar selayaknya urat nadi mengaliri tubuhku.
Rasa sakit yang timbul ketika aku melihatmu dengannya. Menghancurkan rangkaian yang sudah aku rajut sebaik mungkin. Rasa bahagia yang aku rasakan, sudah berubah menjadi rasa sakit. Tersenyum dengan goresan-goresan kecil yang sangat menyakitkan, entah kapan akan pulih kembali.
Aku berlalu melewatimu tanpa senyum dan senang. Semakin aku mendengar banyak cerita tentangmu, semakin aku menjerit. Semakin sering aku bertemu denganmu, semakin pula aku mengharapkanmu.
Kau tak kenal siapa aku, namun aku mengenalmu. Menatapmu secara diam-diam dan menyembunyikan perasaan dibalik sebuah tatapan.
Namun aku tetap mencintaimu dalam diam. Diam yang terkadang melemahkanku. Aku terus menjama namamu dalam doaku. Berharap Tuhan akan menyingkirkan kerikil yang selalu menyandungku.
Jika Tuhan tak berpihak kepadaku, aku hanya ingin terlepas darimu. Melayang jauh dari hadapanmu, lenyap selayaknya kertas yang terbakar oleh api. Hangus dan terbang terbawa angin. Menghilang dan tak terlihat.